ALHAMDULILLAH
Sebuah kehidupan boleh diibarat sebagai sebuah pelayaran . Ada yang belayar jauh hingga selamat pulang ke pelabuhan, ada pula yang belayar tapi akhirnya karam di lautan sepi. Sesebuah pelayaran itu pasti tak terlepas dari mengharungi ombak dan badai . Ada yang berjaya menghadapinya manakala ada pula yang hanyut tanpa arah tujuan .
Melayari bahtera kehidupan bukan hanya terhenti setakat di dunia sahaja kerana yang pasti setiap yang bernyawa akan meneruskan lagi pelayaran di alam yang kekal seperti yang dijanjikan oleh Allah S.W.T.
Islam telah mengariskan konsep2 utama buat kita dalam melayari bahtera kehidupan dan paling utama ialah mentauhidkan Allah yang secara umumnya mengakui dan mempercayai keesaan Allah .
Kepercayaan dan keyakinan mentauhidkan Allah merangkumi perkara2 berikut iaitu:
Sebuah kehidupan boleh diibarat sebagai sebuah pelayaran . Ada yang belayar jauh hingga selamat pulang ke pelabuhan, ada pula yang belayar tapi akhirnya karam di lautan sepi. Sesebuah pelayaran itu pasti tak terlepas dari mengharungi ombak dan badai . Ada yang berjaya menghadapinya manakala ada pula yang hanyut tanpa arah tujuan .
Melayari bahtera kehidupan bukan hanya terhenti setakat di dunia sahaja kerana yang pasti setiap yang bernyawa akan meneruskan lagi pelayaran di alam yang kekal seperti yang dijanjikan oleh Allah S.W.T.
Islam telah mengariskan konsep2 utama buat kita dalam melayari bahtera kehidupan dan paling utama ialah mentauhidkan Allah yang secara umumnya mengakui dan mempercayai keesaan Allah .
Kepercayaan dan keyakinan mentauhidkan Allah merangkumi perkara2 berikut iaitu:
-Adanya tuhan walau di mana2 sekali pun samada di langit atau di bumi.
-Ia adalah pencipta keduanya dan segala yang ada di antara keduanya.
-Ia adalah pemilik mutlak segala yang ada di alam ini.
-Ia pemberi rezeki kepada setiap yang bernyawa.
-Ia pentadbir setiap perkara.
-Mengesakan Allah dengan ibadat.
-Taat sepenuhnya dan tunduk kepadanya serta tidak menyembah kecuali kepadaNYA
-Melaksanakan segala perintahnya
-Ia adalah pencipta keduanya dan segala yang ada di antara keduanya.
-Ia adalah pemilik mutlak segala yang ada di alam ini.
-Ia pemberi rezeki kepada setiap yang bernyawa.
-Ia pentadbir setiap perkara.
-Mengesakan Allah dengan ibadat.
-Taat sepenuhnya dan tunduk kepadanya serta tidak menyembah kecuali kepadaNYA
-Melaksanakan segala perintahnya
Namun sebagai manusia yang penuh dengan kelemahan, kekadang aku sendiri dan kita semua terlupa mengguna pakai apa yang telah digariskan . Jiwa kita tidak tenang bila kita tidak dapat apa yang kita rancangkan kerana terlupa yang Allah ialah Pentadbir Setiap Perkara.
Jiwa kita tidak tenang apabila terlepas sesuatu peluang keemasan kerana terlupa yang Allah ialah Pemberi Rezeki Kepada Setiap Yang Bernyawa.
Namun apabila tersedar dari bisikan2 syaitan tadi dan berpegang semula kepada tali tauhid, insyallah , kita akan dapat menerima segala suratan yang telah ditentukan dengan hati yang tenang , dengan hati yang terbuka serta perasaan redha .
Jiwa kita tidak tenang apabila terlepas sesuatu peluang keemasan kerana terlupa yang Allah ialah Pemberi Rezeki Kepada Setiap Yang Bernyawa.
Namun apabila tersedar dari bisikan2 syaitan tadi dan berpegang semula kepada tali tauhid, insyallah , kita akan dapat menerima segala suratan yang telah ditentukan dengan hati yang tenang , dengan hati yang terbuka serta perasaan redha .
Pasti setiap insan yang melayari bahtera kehidupan inginkan pengakhiran yang baik samada semasa dalam pelayaran ataupun sesudahkan tiba di pelabuhan kehidupan .
Begitu juga dengan diri ku yang mengharapkan agar bahtera kehidupan yang ku layarkan ini apabila sampai ke pelabuhan nanti membawa bekalan yang mencukupi agar dapat aku gunakan nanti di alam pelayaran yang kekal abadi .
Begitu juga dengan diri ku yang mengharapkan agar bahtera kehidupan yang ku layarkan ini apabila sampai ke pelabuhan nanti membawa bekalan yang mencukupi agar dapat aku gunakan nanti di alam pelayaran yang kekal abadi .
Makna Sebuah Titipan
oleh
WS Rendra
oleh
WS Rendra
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
ku sebut itu sebagai musibah
ku sebut itu sebagai ujian,
ku sebut itu sebagai petaka,
ku sebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,
ku minta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan ku tolak sakit,
ku tolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Ku minta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…
“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
ku sebut itu sebagai musibah
ku sebut itu sebagai ujian,
ku sebut itu sebagai petaka,
ku sebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,
ku minta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan ku tolak sakit,
ku tolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Ku minta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…
“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
Assalamualaikum Bapak,
BalasPadamPada pandangan saya, pelayaran itu akan jadi lebih bermakna kalau sesekali didatangi ribut membadai dan ombak menghempas pulas kerana kelak kita akan jadi lebih waspada dengan dugaan dan pelayaran hidup. Paling utama, kita tahu destinasi atau hentian mana yang ingin dituju kerana jika tiada sasaran, angin pun tidak tahu untuk memberhentikan kita di pelabuhan mana, lansung karam...
Semoga hari2 bapak dan mak Itam tambah ceria!
waalaikumsalam
Padamitulah yang unik yang Allah jadikan kepada hambaNYA
mereka diuji dengan pelbagai ujian dan siapa yang lemah pasti tewas
moga hari2 LW juga penuh dengan keberkatan Allah
bagus sekali Makna Sebuah Titipan! tak pernah biasa dengan puisi. Indah!
BalasPadamAkan dikongsikan dengan seisi rumah.
Thanks pak itam.
gambar header, kenderaan dalam feri, penang ke?
InshaAllah bahtera pak itam selamat bersama bekalan kerana sentiasa merenungi.
puisi ini memang sarat dengan maksud yang tersurat dan tersirat yg boleh kita renungkan bersama
Padamgambar header tu di perairan di kawasan Turki
Salam pak itam
BalasPadamTitipan pelayaran istimewa
bilamana menjadi teladan kepada rakan dan taulan
...menjadi semangat yang berkekalan..
utk sma2 kembali menemui Tuhan
waalaikumsalam
Padamkita semua pasti kembali kepadaNYA
Salam bapak.
BalasPadamKita hanya mampu merancang namun Dia yang menentukan segalanya..
waalaikumsalam
Padammemang tepat sekali
cerita pasal merancang, rancangan mengajar minggu depan dah siap ke hehehe
semoga kita semua mendapat keberkatan olehNYA dan tak lupa kepadaNYA.
BalasPadaminsyallah
Padamalhamdulillah
Assalamualaikum Tuan dan Mak Itam,
BalasPadamAlhamdullilah, tulisan tuan mengingatkan saya bahawa dengan izinNya pelayaran saya yang kali ini penuh dengan pentunjuk dan hidayah dariNya, sungguh saya bersyukur kerana Allah tidak pernah henti memandu arah kehidupan saya sekeluarga...kealpaan saya sendiri 'taking things for granted' since I am born Muslim.
Semoga kita semua bersiap untuk menuju ke pelabuhanNya yang terakhir dengan keadaan husnul khatimah, bersama RahmatNya, redhaNya dan keampunanNya.
Mendoakan Tuan sekeluarga kebahagiaan dunia dan akhirat.
waalaikumsalam
Padamalhamdulillah
moga kehidupan mieza dan semua kita sentiasa diberikan petunjuk dan hidayah
doa saya agar puan sekeluarga juga sentiasa dalam keimanan dan ketaqwaan
Terima kasih kerana mengingatkan saya...
BalasPadamsalam wa
Padamalhamdulillah
jutaan terimakasih kerana sudi berkunjung ke SCP
peringatan buat diri saya sendiri agar tidak alpa